Berpergian ke kota
orang nyatanya masih menjadi hal yang selalu kutunggu dan mampu membuat hatiku
berdebar. Menjelajahi tempat yang belum pernah kudatangi rasanya begitu
mengembalikan energi yang terkuras habis. Aku ingin sedikit bercerita tentang
perjalanan menjadi tour guide pribadi di kota yang bahkan belum sempat
kudatangi.
Belum lama ini aku
menginginkan Solo untuk menjadi tempat yang ingin kujelajahi. Aku bercerita
kepada Tuhan menginginkan untuk diberi waktu, fasilitas yang terbaik dan gratis
untuk bisa berpergian di Solo. Tuhan maha baik, tanpa menunggu lama keinginanku
diindahkan. Mas sepupuku panggil saja Mas Ra memiliki anak seorang perempuan, Najwa
namanya. Ia anak pertama dan baru saja mendapat kabar baik bahwa ia diterima menjadi
mahasiswa di ISI Surakarta program studi Seni Murni melalui jalur UTBK. Hebat
bukan?
Sebagai seorang bapak
yang memiliki anak perempuan pertama dengan karakter yang sedikit sulit
beradapsi dengan lingkungan baru. Mas Ra, datang kepadaku meminta tolong untuk
mengantarkan Najwa pergi ke Solo untuk survei kos yang akan ditempatinya,
survei kampus dan menjelajahi Solo dengan tiket kereta, transportasi di sana,
penginapan, makan dan jajan semua dicover oleh mas Ra. Mendapat tawaran
tersebut, tanpa berpikir aku langsung mengiyakan. Jiwa melancongku meronta
kegirangan.
Mas Ra terlalu khawatir
membiarkan Najwa anak perempuannya pergi sendiri, sedang ia pun tidak terlalu
paham kota Solo bagaimana. Lalu ia teringat sosok diriku yang katanya memiliki
jiwa petualang, seorang yang pemberani, bisa berdiskusi dengan orang baru, dan
bisa menjaga diri sendiri. Katanya “jika anak perempuanku memiliki karakter
sepertimu maka aku tidak akan terlalu khawatir dan memperbolehkanmu pergi
sendiri bahkan dikota yang belum pernah dijelajahi karna kamu bisa dipercaya
menjaga diri.”
Di mata keluargaku,
bahkan keluarga besarku aku adalah perempuan yang memiliki jiwa petualang,
pemberani, bisa diandalkan, bisa kemana-mana sendiri tanpa perlu ditemani.
Takut tak mungkin ada padaku. Kurasa mereka lupa, bahwa aku juga seorang
perempuan yang menginginkan diatur, ditemani. Ketika temanku iri dengan diriku
yang selalu diperbolehkan, aku iri dengan temanku yang selalu dibatasi.
Tapi setelah mendengar
kalimat Mas Ra, aku jadi mengerti bahwa Mereka, orangtuaku menyayangiku dengan cara mempercayaiku.
Kembali ke perjalanan
Solo. Aku dan Najwa pergi ke Solo menggunakan kereta dan setiba di Solo kita
memilih menyewa motor selama 24 jam, agar bisa leluasa menjelajah pun lebih hemat
waktu dan uang. Hari pertama aku langsung melakukan survei kos dan istirahat.
Hari kedua, waktunya beraksi kesana kemari hanya bermodal list tempat yang
ingin didatangi dan google maps.
Kita berangkat pagi
sekali, untuk menikmati waktu yang lebih panjang di Solo sebab sorenya kita
harus pulang. Tempat pertama yang kita datangi adalah kampus Isi surakarta.
Kampus yang begitu asri, luas dan sangat nyeni sekali. Banyak spot untuk
melamun dan memikirkan ide. Selesai menjelahi kampus, kita pergi sarapan di
selat solo mbak Lies. Sebuah makanan khas solo yang sedari dulu ingin sekali
kucicipi. Piring yang berisi beberapa potong sayuran, telor, kentang dan juga
bistik atau galantin yang disiram dengan kuah manis. Jika kau tanya apakah
cocok dilidahku, maka jawabku adalah cocok untuk porsi yang sedikit. untuk aku
yang terlalu peka dengan rasa manis, makanan ini tidak terlalu cocok untuk
porsi besar. Aku akan kesulitan menghabiskannya. Sepiring penuh selat solo
gelantin dihargai sebesar 25.000 rupiah. Selain mendapatkan perut kenyang kau
pun akan mendapatkan pemandangan tempat makan yang autentik dengan hiasan
keramik yang memenuhi dinding dan sudut-sudut ruangan. beruntung kedatanganku
ketika tempat tidak terlalu rame, jadi bisalah ambil beberapa potret diri
disana.
Selat Solo Mbak Lies |
Setelah perut kenyang,
aku dan Najwa melanjutkan perjalanan ke kampung batik kauman, jarak tempuh
hanya memakan waktu 6 menit. Di kampung batik kauman tidak dipungut biaya
masuk, kita hanya membayar parkir sebesar 3.000 rupiah untuk satu motor.
Kampung batik kauman ini adalah komplek yang sebagian besar warganya bekerja
sebagai pedagang ataupun pengrajin batik. Kita sebagai pengunjung akan
menyusuri gang yang kanan kirinya akan banyak sekali pedagang batik, dan rumah
produksi batik yang bisa kita liat secara langsung. Selain itu sepanjang jalan
di tata sedemikian rupa untuk area berfoto. Banyak spot foto aestetik bertebaran
di sepanjang gang.
Kampung Batik Kauman |
Setelah puas menjelajah
dan mengambil jepretan diri diberbagai spot foto yang tersedia, kami memutuskan
untuk pergi dan melanjutkan untuk mendatangi pasar Triwindu. Dari kampung batik
kauman ditempuh dengan waktu 5 menit. Pasar Triwindu adalah tempat berburu
barang jadul, unik, dan antik. Di sana kita hanya berkelilling menikmati dan
memperhatikan barang-barang yang begitu membuat mata terpanah. Tidak ada potret
di pasar Triwindu sebab ketika pergi kesana banyak pengunjung yang berlalu
lalang dan kita tidak punya keberanian untuk foto di sana sebab banyak penjual
yang menuliskan “boleh foto bayar seikhlasnya”. Sebab itu kita hanya
berkeliling untuk mencuci mata tanpa mengambil jepretan diri.
Selesai memanjakan mata
dengan barang-barang yang membuat kita keheranan dan takjub, kita memutuskan untuk
pergi ke kedai nanairo untuk bersantai sekaligus mengistirahatkan kaki. Kedai
kecil di pojok jalan dengan ghibli vibe ini tidak menyediakan kopi hanya
terdapat aneka tea. Aku sendiri memesan matcha yang disangrai, rasanya sangat
sangat enak, pahit dan tidak manis, aku sukaaa. Donat klasik menjadi menu
andalan mereka. Kau tahu? aku yang begitu menyukai donat gula halus, sangat
mengapresiasi donat milik mereka. Donat disajikan ketika masih hangat dengan
taburan gula yang tidak berlebihan ditambah dengan sedikit taburan kayu manis
membuat aroma dan rasa serta tekstur yang begitu lembut sangat sempurna membuat
perut kenyang dan hati penuh. Sungguh, aku ingin kembali ke sana demi donat
yang mereka milikki.
Kedai nanaIro |
Selesai
mengistirahatkan kaki dan mengisi energi, kita melanjutkan ke tempat terakhir
yaitu di Museum Tumurun. Jarak yang ditempuh dari nanairo memakan waktu hanya 5
menit. Museum Tumurun ini milik pribadi yang dikelola oleh keluarga Lukminto.
Terdapat 2 lantai, dilantai pertama kau akan disuguhkan dengan berbagai koleksi
pribadi milik keluarga Lukminto dan di lantai dua kau akan disuguhkan karya
dari seniman yang sedang melakukan pameran di sana. Saat aku berkunjung, seorang
seniman bernama Albert Yonathan Setyawan sedang membuka pameran yang bertajuk
Transitory Nature of Earthly Joy yang bisa dinikmati dari 7 Juni 2024 hingga 12
Januari 2025 dilantai dua museum Tumurun. Museum Tumurun ini dibuka untuk umum
dengan cara melakukan reservasi dan pembelian tiket melalui website milik
museum tumurun. Satu orang dikenakan biaya 25.000 rupiah dan waktu berkunjung
dibatasi selama 1 jam sesuai dengan jadwal tersedia dan yang dipesan.
Museum Tumurun |
Sebagai seorang tour
guide pribadi menjelajah Solo untuk anak seni dan anak rumahan, Najwa bilang ia
betah di Solo dan menyukai rencana berpergian 2 hari satu malam yang aku buat.
Mengetahui ia puas, membuat hatiku lega. Mengingat rejeki yang ia dapatkan
membuka rejeki untukku pula. Allahku, hambamu ini bahagia atas rejeki yang
engkau berikan lewat mereka. Sungguh aku bahagia wahai Allahku terimakasih. Aku
menantikan engkau mengijinkan aku untuk melakukan perjalanan di kota-kota yang
belum sempat kudatangi.
Aku penasaran, kau
sendiri apakah menyukai berpergian ke kota orang? Adakah kota yang ingin kau
jelajahi? Aku punya banyak daftar kota yang ingin kujelajahi. Semoga Tuhanku,
meridhoiku untuk banyak berpergian.