Kamis, 30 April 2020

Untuk Lelaki Yang Pernah Kusebut An.


Surat manis pertama di hari kamis.
Untuk lelaki yang pernah kusebut An.

Halo, apa kabar?
Maaf jika surat ini terlalu kaku.
Sudah lama aku ingin menulis surat untukmu, tapi aku tidak tau bagaimana caranya untuk menulis surat.

Tidak terasa bulan April akan berakhir. Tapi An, sepertinya pandemi corona ini belum terlihat akan berakhir. Setelah pandemi  corona ini berakhir dan jika kau bersedia, mari bertemu di kedai kopi. Kali ini biar aku yang bayar. An, aku tidak menerima penolakan dalam bentuk apapun. Dihadapanmu nanti, Aku berencana akan mendeklarasikan bahwa terhadapmu, perasaanku telah mati. Bagaimana menurutmu? Apa kau akan menyesal telah kehilangan perempuan yang menyukaimu, barangkali. Tapi aku tidak berharap banyak bahwa kau akan menyesal. Sebenarnya aku menyimpan Kekhawatiranku Pada akhir pertemuan ini, seperti bagaimana jika hatiku kembali goyah. Apa kau akan bertanggungjawab? Seperti menikahiku mungkin, haha. Kurasa ini terlalu berlebihan.

An. Terima kasih telah tumbuh dengan baik. Maaf jika sering membuat telingamu berdegung akibat  membicarakanmu dipuisiku. Apa kau paham beberapa diantaranya memang untukmu? Meski menyebutmu bedebah, sungguh aku hanya bercanda.

Bagaimana di rumah? Apa kau rindu kota perantauanmu?. Anehnya aku tidak merindukan Semarang An. Aku tidak merindukan kost, aku juga tidak merindukan kampus. Satu-satu nya yang menyenangkan dari semarang hanya disana banyak kedai kopi, dan tempat tinggalku dekat dengan Gramedia, tentu segelintir teman. Hanya itu. Hanya itu saja. Kurasa aku harus membuat banyak kenangan lagi di Semarang. Agar aku bisa merindukannya. Bagaimana menurutmu?

An, terima kasih telah menawarkan perjalanan meski selalu kutolak. Sebab kata Bapak, tidak baik pergi ke tempat asing serta terlalu jauh dengan seorang lelaki yang bukan siapa-siapa. Kau paham kekhawatiran seorang bapak terhadap anak perempuannya, bukan?

Jika kau menemukan dan membaca surat ini, barangkali. Segera kabari aku jika kau memiliki waktu luang, mari pergi ke kedai kopi. Meski perasaanku telah  padam, kau harus paham bahwa aku tak benar-benar hilang. Aku hanya berganti peran. 

Kurasa aku harus menutup surat ini, aku tidak tahu harus menulis apalagi. Jangan lupa banyak minum air putih, An. Terima kasih telah mengingatkanku untuk jatuh cinta. dan selamat berpuasa.

Dari Perempuan yang jatuh cinta kepada Puisi

E L

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulisan lainnya

Musim Rindu dipelantaran Juni

  Hai Jun~ Ini aku gadis bulan hujan Desember. Senang menyambut hujan dibulan Juni. Setelah mengenal pak Sapardi, aku sempat ingin menjadi...