Minggu, 12 Juli 2020

Mencintaimu Adalah Patah Hati Yang Pasti



Aku yang pernah kau pandang ada. Yang dulu kau tinggalkan dengan alasan yang cukup menggelikan. Hingga kini tak mampu menanggalkan perasaanku. Ternyata butuh waktu sedikit lebih lama untuk bisa ada di titik ‘menerima kisah yang dipaksa usai’. Dan ketika tinggal langkah terakhir untuk sampai di titik itu. Lagi-lagi kau datang menanyakan kabar dengan menghidupkan kemungkinan-kemungkinan yang telah ku lipat rapi.

Kau yang datang kepadaku begitu manis. Membawakan tiket perjalanan yang tak kalah romantis. Memberiku oleh-oleh sebungkus rindu penuh. Ternyata begitu anarkis. Tanpa aba-aba atau pun pamit, kau kembali menghilang.

Lalu kini, pada akun instagrammu ternyata kau tak lagi sendiri. Lantas kemarin itu apa? Kenapa kau menggenggam tanganku? Kenapa kau selalu menemani ku mengobrol tiap malam hingga menjelang pagi? Menyanyikan lagu-lagu yang begitu manis. Seolah-olah kau sedang meyakinkan ku untuk kembali menerimamu.

Terhadapmu, lagi-lagi tangisku pecah. Ada resah dan cemburu yang memburu tak tau malu, menjadi pilu yang terus menikam tak kenal ampun. Pada akhirnya aku kembali menyesalkan kebodohan diri untuk mempercayaimu lagi. ”Aku ini kenapa? Kenapa terhadapmu aku gampang sekali luluh?”.

Benar, Seharusnya aku tidak menyambutmu waktu itu. Seharusnya aku paham bahwa mencintaimu adalah patah hati yang pasti. Dan seharusnya aku tidak berfikir “Tidak apa-apa menerimamu sekali lagi”.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulisan lainnya

Musim Rindu dipelantaran Juni

  Hai Jun~ Ini aku gadis bulan hujan Desember. Senang menyambut hujan dibulan Juni. Setelah mengenal pak Sapardi, aku sempat ingin menjadi...