Aku yakin akan ada hari dimana aku sadar. Bahwa kehilangan makna diri sendiri lebih menakutkan dibanding kehilangan kamu. Akan ada hari dimana aku telah tuntas mencintaimu. Tidak takut terusik lagi, meski kamu ada dalam jangkauan pandangku. Tidak merasa cemas lagi, meski kabarmu berlalu-lalang di beranda media sosialku bahkan di telingaku sekalipun.
Aku
telah sampai di hari yang seperti itu. Tapi lucunya. Aku yang memilih untuk
menyerah terhadapmu. Tapi aku juga yang merasa tidak terima kehilangan kamu.
Mungkin kamu benar, aku hanya terlalu naif untuk mengakui bahwa sekeras aku
berusaha dan selama apapun aku mencintaimu, aku bukan takdirmu.
Jika
kali ini aku benar-benar pergi. Apa kamu akan merasa kehilangan? Apa kamu akan
mencari tahu kabarku?. Aku ragu, sungguh. Kamu saja tidak sadar selama ini aku
ada. Bagaimana bisa kamu merasa kehilangan. Bagaimana bisa aku mengharapkan
kamu kecewa dan mencariku. Dulu, aku berjuang untuk dilihat olehmu dan sekarang
aku berjuang agar aku tidak melihat ke arahmu. Lagi-lagi hanya aku yang berjuang
sendiri bukan?
Pada
binar matamu kini aku paham, bahwa kamu adalah sesuatu yang tidak akan pernah
kurelakan untuk tuntas sepenuhnya. Bahwa palung paling dalam pada diriku. Nyatanya
masih gemar mencari celah untuk merajut kemungkinan-kemungkinan tentang kita.
Tapi
kamu jangan khawatir, kini aku sudah pandai mengatur ritme. Juga piawai
menyembunyikan rasa peduli terhadapmu. Jika kamu menemukan aku menjadi dingin
dan kaku. Itu artinya aku sedang berusaha menjadi asing. Meski sejak awal aku
memang asing dikisah ini. Tolong biarkan aku bersikap seperti itu. Jadi jangan
kau gagalkan usahaku, dengan mengabariku serta bersikap ramah seperti “hai,
bagaimana kabarmu?” lalu mengajakku pergi ke kedai kopi. Kamu jangan jadi
keparat yang kerap memberi harapan namun enggan memberi kepastian peran ya. Sungguh
aku lelah jika lagi-lagi harus berurusan dengan harapan dan kamu.
Kata orang menghilang tanpa memberi penjelasan atau pun pergi tanpa kabar sangatlah kurang ajar. Sebab itu, aku meninggalkan surat ini sebagai bukti bahwa hari ini. Aku pamit dengan membawa alasan paling rahasia karena menyerah terhadapmu.
Jaga
diri baik-baik, jangan lupa minum air putih, dan jangan insecure ya, selama ini
kamu sudah tumbuh menjadi lelaki yang hebat dan aku yakin kamu akan terus
tumbuh dengan baik dan menjadi semakin bermakna. Lucu ya? Masih saja aku
berucap yang baik-baik untukmu. Sepertinya benar, Kau memang bedebah yang tak
pernah kurelakan untuk tuntas sepenuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar