Sekarang waktu menunjukkan
pukul 7.30 WIB, aku baru saja terbangun dari tidur yang begitu nyenyak tanpa bermimpi
dan tanpa terbangun di tengah malam. Entah kapan terakhir aku tidur seperti
malam ini, aku lupa. Suasana pagi kali ini begitu sejuk. Dari jendela kamar,
aku bisa melihat gerimis sedang jatuh sedikit deras. Aku menyukai posisi
jendela kamarku, ketika malam, aku bisa melihat bulan dari kamarku tanpa harus
keluar rumah. Dibalik jendela kamarku aku bisa melihat apapun yang disuguhkan
langit, sungguh hal yang patut kusyukuri.
Seperti biasa, aku tidak
langsung beranjak dari kasur ketika baru saja terbangun, aku akan tinggal di
kasur sedikit lebih lama hanya untuk melamun atau membuka media sosial. Setelah
mengumpulkan energi positif untuk beraktifitas, aku meninggalkan kasur dan
berjalan kearah meja di pojok kamarku untuk meminum segelas air putih yang
selalu kusiapkan sebelum tidur. Duduk di depan cermin mengambil sisir dan
membenarkan rambutku sambil mengajak berbincang pantulan gadis dicermin.
Hari ini ia terlihat
bersemangat, sebab pagi ini ia akan membuat cookies dengan bahan-bahan yang
sudah ia siapkan tadi malam. membayangkan menyarap cookies buatanya dipadukan
dengan kopi hitam panas dengan suasana pagi yang gerimis rasanya sudah membuat
diri kegirangan.
Setelah membersihkan
diri, aku pergi kedapur menyiapkan bahan-bahan yang akan kuolah menjadi cookies
dengan sesekali melihat resep yang telah kusimpan di ponsel. Ruang dapur
kupenuhi dengan alunan musik jazz agar aku tidak terlalu tegang dan lebih enjoy
dalam menghabiskan waktu di dapur. Langkah demi langkah kulakukan seperti
arahan di panduan resep dengan sesekali berdendang mengikuti musik yang
diputar.
Setelah bahan-bahan
telah kucampurkan dan telah menjadi adonan, aku membentuknya bulat-bulat dan
diletakkan di atas loyang. Menyiapkan oven dengan memanaskannya sebentar lalu
memasukkan loyang yang berisi adonan ke dalam oven, menunggu 20 menit dan
cookiesku siap disajikan.
Ini kedua kalinya aku
membuat kue, kali pertama aku membuat burn cheesecake di bulan lalu dan
sekarang membuat cookies. Hal yang selalu membuatku berdebar ketika adonan
telah kumasukan kedalam oven. Menunggu dan menebak nebak apakah adonanku akan
sesuai ekspektasi. Aku terus bolak balik memantau adonanku di dalam oven dengan
perasaan sedikit khawatir tapi bersemangat.
Alarm berbunyi tanda
bahwa aku harus mengangkat cookiesku dari oven. Kau tahu? ketika membuka pintu
oven, aroma manis menguar memenuhi rumah bukan hanya dapur. aroma yang begitu
enak. Sambil menunggu cookiesku mendingin, aku membuat kopi hitam panas tanpa
gula untuk menemani cookies yang sudah manis. Dapurku beradu aroma manis dari
cookie yang baru saja mentas dari oven dan aroma dari kopi hitam yang sedang
kuseduh. Kedua aroma itu menghasilkan aroma kebahagian yang memenuhi relung hati.
Kata
bapak “cookiesnya enak, tidak seperti kue yang kamu bikin kemaren”.(yang bapak
maksud adalah burn cheese cake, bapakku tidak terlalu suka keju, waktu itu ia
hanya mencoba sesuap dan tidak melanjutkan lagi. tapi kali ini ia makan
beberapa cookies yang kubuat)
Kata ibuk “enak,
luarnya renyah dan dalamnya masih sedikit lembut”
Kata kakak perempuanku “aromanya
enak, rasanya juga enak cocok untuk disantap dengan kopi hitam tapi bentuknya
seharusnya kamu bikin lebih pipih biar cantik buat di foto.”
Aku juga mengira bahwa
adonanku ketika di oven akan meleleh dan menjadikan ia tipis tapi ternyata
malah mengembang, tapi ini yang menjadikan luarnya renyah tapi dalamnya masih
sedikit lembut, perpaduan tekstur yang aku suka.
Sabtu pagi yang
menyenangkan, suasana yang sejuk dengan gerimis kecil yang masih setia
menjatuuhkan diri di bumi, menyantap cookies buatan sendiri dengan kopi hitam panas,
jari-jari yang menari di atas keybord laptop untuk menuangkan isi kepala, dan musik
yang memenuhi ruang kamar adalah kombinasi yang begitu hangat dan menyenangkan.
Akan lebih menyenangkan
lagi jika kamu bergabung, di teras depan kita berdua dengan 2 cangkir kopi
hitam dan sepiring cookies untuk menemani obrolan ringan dan candaan candaan
yang kau selipkan di tengah obrolan remeh temeh kita di hari libur pagi. Tanpamu,
kebahagiaan apapun terasa ada yang kurang, kamu menjadi pelengkap untuk membuat
hari-hari biasa menjadi lebih istimewah.
Aihh, Mengapa kau harus
muncul ketika aku menulis cerita ini membuat ceritaku berantakan saja. Dasar. Baiklah,
daripada tulisan ini menjadi berubah haluan membahas dirimu dan menjadi sendu mari
kita hentikan saja tulisan ini. Selamat menikmati hari libur di sabtu pagi.
Dari aku yang
hari-harinya libur alias aku pengangguran wehh