Jumat, 02 Februari 2024

Ngopi dan Sarapan di Teras Pagi Sejahtera


Menemukan tempat sarapan yang cocok untuk manusia yang suka ngopi di pagi hari dengan harga yang amat sangat terjangkau tapi memiliki rasa yang tidak kaleng-kaleng. Jadi begini ceritanya~

Di daerah rumahku ada kedai kopi yang sudah terkenal sejak dari dulu. Bisa dikatakan kedai ini berdiri sebelum kedai kopi mulai menjamur di Pemalang.

Namanya Le Gita. Sejak berdiri hingga sekarang kedai ini masih banyak peminatnya meski pesaing terus bermunculan. Warga Comal pasti mengetahui kedai kopi yang satu ini. Kedai satu ini berhasil tetap digemari sebab ia tidak stuck di tempat, ia terus berkembang, memperbaharui segala aspek dari pelayanan, memperbanyak menu dan tampilan bahkan interior kedai melakukan perubahan mengikuti zaman.

Menurutku dalam suatu bisnis yang bergerak di bidang FnB, rasa menjadi faktor utama yang menentukan keberlangsungan bisnis itu bertahan berapa lama, tentu diikuti faktor pendukung lainnya. Le Gita tidak mengesampingkan rasa dalam setiap menu yang ditawarkan dan ia memiliki banyak pilihan menu baik apetizer (hidangan pembuka), main course ( menu utama) dan dessert (hidangan penutup). Hal ini menjadikan kita tidak merasa bosan jika datang lalu menemukan menunya hanya itu-itu saja.

Tidak hanya berhenti di situ. Di Akhir tahun 2023 Le Gita meluncurkan “Teras Pagi Sejahterah”. Sebuah tempat sarapan untuk warga yang gemar ngopi di pagi hari sebelum beraktifitas. Teras pagi sejahtera ini bertempat di depan kedai kopi Le gita di ruko Grand Comal, mulai menyalakan kompor dari pukul 06.00 pagi hingga 10 pagi dan setiap hari. Hanya ada beberapa menu, roti panggang, roti kukus, dimsum, bubur ayam dan berbagai minuman kopi. Harganya pun sangat terjangkau mulai dari 4000 an hingga paling mahal 17.000 untuk menu dimsum.

Tempatnya sederhana. Hanya ada beberapa meja yang dijejer di depan kios yang masih tutup dan dipasang benner memanjang di samping jalan dan terdapat satu gerobak merah dengan dapur yang terbuka, menjadikan kita bisa melihat proses pembuatan menu yang kita pesan, hal ini mampu melenyapkan kebosanan saat menunggu pesanan kita datang.




Hampir seminggu sekali aku berkunjung ke Teras Pagi Sejahtera sebab jarak dari rumahku hanya menghabiskan waktu 2 menit ditempuh dengan sepeda motor. Tapi ada satu yang membuatku kecewa. Di teras pagi sejahtera ada menu kopi yang membuatku penasaran yaitu Kopi Mentega. Tapi setiap datang, aku tidak pernah mendapatkannya. Katanya stok menteganya habis. Kurang beruntung sekali aku. Aku begitu penasaran bagaimana rasanya kopi dicampur mentega, belum pernah aku merasakannya. Apa kau pernah mencobanya?

Tapi aku menemukan kopi yang akan selalu ku pesan ketika datang ke sana. Kopi Hitam Malaka namanya. Akan kujelaskan sedikit bagaimana rasa kopi ini dari lidah seorang perempuan yang dulunya sempat mengulik berbagai rasa kopi. Kopi Hitam Malaka ini tidak berampas dan bukan pahit yang terlalu pekat menjadikan kopi ini sangat cocok di sruput di pagi hari. Tidak terlalu berat tapi juga tidak terlalu ringan, kopi yang memiliki komposisi yang pas untuk sarapan. Saat meneguk kopi, di akhir tegukan kau akan merasakan rasa asam yang tipis dari kopinya menambah kesan rasa clean saat diteguk. Kopi Hitam Malaka ini memiliki komposisi dengan sedikit gula, hal ini menambah rasa balance pada kopi di pagi hari. Untuk aku yang tidak suka manis, manisnya gula di kopi ini tidak mendominasi dan merusak, malah menurutku menjadikan kopi terasa balance dan tidak terlalu berat saat diminum pagi hari untuk sarapan dibersamai roti kukus, bakpao ataupun roti panggang.

Kopi Hitam Malaka

Apa kau bisa membayangkan bagaimana nikmatnya? Untuk rasa yang seperti itu kau bisa mendapatkannya hanya dengan uang 7000 rupiah. Sangat murah bukan? Jadi kapan kau akan mengajakku ngopi di Teras Pagi Sejahtera?


Pemalang, dua Februari tahun dua ribu dua puluh empat.

Dari perempuan yang masih gemar mengkonsumsi kopi hitam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulisan lainnya

Musim Rindu dipelantaran Juni

  Hai Jun~ Ini aku gadis bulan hujan Desember. Senang menyambut hujan dibulan Juni. Setelah mengenal pak Sapardi, aku sempat ingin menjadi...