Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2024

Ingatan Panjang Tentang Perjalanan Singkat Yang Menyenangkan

Akhir-akhir ini hujan seringkali tiba tanpa aba-aba. Tanpa dimulai gerimis kecil yang rintiknya begitu romantis. Tanpa langit dengan awan yang mendung. Hujan datang begitu derasnya dengan angin yang membersamai dan terkadang guntur beserta kilat juga ikut menemani. Rasanya seperti mendapat kejutan dari alam semesta. Dengan datangnya hujan yang tiba tanpa aba-aba itu, apa kau terusik? Jika aku? Aku tidak. Kau tahu? bagiku rasanya seperti alarm kebahagiaan sedang berdering begitu keras di telinga. Alarm untuk diriku agar menulis rasa rindu yang sedang mengelitik. Alarm untuk membuat indomie rebus rasa soto dengan telor dan 3 cabe. Alarm untuk menyeduh kopi hitam panas. Alarm untuk berbincang romantis dengan Tuhan. Seperti hari ini, hujan datang dan pergi seenak jidat berkali-kali. Ketika aku menulis ini waktu menunjukkan pukul 23.46 WIB, hujan sedang menguyur bumi bagian Pemalang begitu deras dengan guntur dan kilat sesekali. Seharusnya suasana ini sangat nyaman untuk tidur di bawah

Aku Padam Agar Kau Bisa Kembali Menyala

Hai, ini aku perempuan yang kemarin sempat tumbuh menjadi monster. Aku akan berceloteh soal perasaanku dengan maksud tulisan ini akan menjadi pengingat diriku dan alat untuk meregulasi emosiku dengan sehat. Kau tahu? rasa bersalah itu masih kerap menyelimuti malamku. Aku benci ketika kepalaku selalu bertengkar dengan perasaanku sendiri. Berdebat begitu hebat, membuatku kuwalahan. Aku berharap logikaku selalu menjadi pemenang dalam perdebatan. Masih ada malam dimana aku menanggisi diri yang kemarin sempat tumbuh menjadi monster. Kemarin aku tumbuh menjadi makhluk yang jahat, menjadi sumber luka untuk semua pihak, pun diriku sendiri. Maaf ya, aku masih kerap menyalahkan diri atas segala yang terjadi, padahal aku paham bahwa ini bukan sepenuhnya salahku. Bahwa aku sudah berusaha begitu kuat untuk tidak berubah menjadi monster, tapi nyatanya saat itu terkadang logikaku ditikam habis-habisan oleh perasaanku. Aku pun masih menemukan diri dimana aku ingin berhenti menulis dan memben