Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2024

Aroma yang Menguar dari Dapur di Sabtu Pagi

Sekarang waktu menunjukkan pukul 7.30 WIB, aku baru saja terbangun dari tidur yang begitu nyenyak tanpa bermimpi dan tanpa terbangun di tengah malam. Entah kapan terakhir aku tidur seperti malam ini, aku lupa. Suasana pagi kali ini begitu sejuk. Dari jendela kamar, aku bisa melihat gerimis sedang jatuh sedikit deras. Aku menyukai posisi jendela kamarku, ketika malam, aku bisa melihat bulan dari kamarku tanpa harus keluar rumah. Dibalik jendela kamarku aku bisa melihat apapun yang disuguhkan langit, sungguh hal yang patut kusyukuri. Seperti biasa, aku tidak langsung beranjak dari kasur ketika baru saja terbangun, aku akan tinggal di kasur sedikit lebih lama hanya untuk melamun atau membuka media sosial. Setelah mengumpulkan energi positif untuk beraktifitas, aku meninggalkan kasur dan berjalan kearah meja di pojok kamarku untuk meminum segelas air putih yang selalu kusiapkan sebelum tidur. Duduk di depan cermin mengambil sisir dan membenarkan rambutku sambil mengajak berbincang pantul

Apa Yang Tidak Kita Perbaiki Akan Terus Berulang

  Seseorang pernah berkata bahwa kenyamanan diri sendiri adalah hal yang harus menjadi prioritas diri. Katanya lagi, kurangi rasa tidak enakan pada diri untuk menolak melakukan sesuatu yang mempermudah oranglain tapi malah abai dengan kenyamanan diri. Kalimat yang menyelamatkanku dari pemikiran yang sebenarnya tidak sepenuhnya salah tapi kurang tepat di beberapa orang, tempat, kondisi dan situasi. Dulu, hampir selalu merasa tidak enak hati jika menolak ajakan, keinginan orang lain yang ditawarkan kepada kita agar kita bisa membantunya dan memenuhi permintaanya. Tanpa sengaja, aku selalu melakukan permintaan mereka dengan mengorbankan diri untuk merasa lelah, menghabiskan waktu, merelakan kenyamanan, demi membantu orang lain merasa nyaman dan senang serta takut mereka merasa kecewa dengan kita. Segala permintaan yang datang dari mereka yang selalu aku penuhi tanpa sadar membuatku abai dengan diri sendiri. Keinginanku bahkan hingga kebutuhanku seringkali kurelakan untuk membuat mer

Lika Liku Luka

  Ketika perihal tentangmu mencoba menyeruak keluar meminta untuk dikenang, aku menikamnya berulang-ulang. Menjadi pembunuh ulung. Memang benar kenangannya hanya berisi perkara menyenangkan. Tapi riuh rindunya begitu kejam membantai nalar. Rasa penasaran yang kerap datang meminta untuk mencari tahu kabar tentangmu selalu urung kulakukan, agar tak lagi uring-uringan sepanjang waktu. Ada perasaan yang harus kumakamkan meski tumbuh kembangnya begitu pesat dan sehat. Ada harapan yang harus kulenyapkan meski hadirnya dengan doa-doa tulus dari dlubuk hati luguku. Melihat kau telah baik sedang aku masih belum, nyatanya masih sulit kuterima. Aku begitu porak poranda dihancurkan diriku sendiri. Bodohnya, aku menghindar dari rasa sedih yang seharusnya kueja dengan baik agar aku bisa membaca diriku dengan benar. Agar sesuatu yang ku pendam tidak berakhir lebam-lebam. Tapi malah mahir berpura-pura seperti tak terjadi apa-apa. Berlaku layaknya orang dewasa yang tenang. Membungkam paksa segala

Perihal Menemukan dan Ditemukan Olehmu

  Aku terpukau dengan cara berfikirmu. Di sana, dirimu berhasil membiarkanku menenggelamkan diri, berenang bersama makhluk-makhluk di kepalamu dengan leluasa tanpa takut kehabisan nafas dan merasa sesak. Sesuatu yang carut marut yang hidup di kapalaku nyatanya mampu kamu urai dengan begitu tabah hingga tak lagi kusut. Segala yang rumit mampu kamu sederhanakan dengan pandangan yang begitu bijak tanpa membuat perasaanku terlukai. Yang bengkok kamu luruskan, yang salah kamu benarkan dengan kelembutan dan penuh kehati-hatian. Aku mengagumi bagaimana caramu menasihati. Ketika aku berada dalam jalan yang tak seharusnya, kamu berusaha memberitahuku dengan santunnya laku dan tutur katamu. Kamu tidak pernah mengurui dan merasa paling benar sendiri. Kamu seseorang dengan hati paling lapang menerima segala perbedaan dan menghargai pendapatku yang kadang berselisih denganmu. kamu selalu berhasil menemukan cara mengambil hatiku dan membuatku menaati nasehatmu. Aku takjub dengan laku dan tutur

Belajar Memasak

Hai, ini aku seorang perempuan yang satu bulan lalu baru saja berusia dua puluh lima tahun tapi belum bisa memasak. Yang jika pergi kedapur hanya untuk membuat mie instan dan telor goreng. Dari kecil hingga SMA dan 2 tahun belakangan ini di rumahku ada yang membantu mengurusi rumah dari mulai bersih-bersih hingga urusan dapur. Sebab kehadiran tenaga kerja di rumah menjadikan aku tidak pernah bergelut di dapur. Orangtuaku tidak pernah menyuruhku untuk belajar memasak atau membantu segala sesuatu yang terjadi didapur. Ini menjadikan aku hingga usia 25 tahun hidup dalam kemudahan dan tidak mengerti caranya memasak. Sejak kecil aku hanya dibiasakan untuk membantu di toko sembako milik orangtuaku bukan mengurusi rumah terutama dapur. Tapi sejak 5 bulan yang lalu sudah tidak ada lagi tenaga kerja yang membantu mengurusi rumah. Posisi chef di dapur diganti oleh ibuku. Kau tahu? ibuku baru bisa memasak setelah menikah, begitu juga kakak perempuanku, jadi dari dulu aku tidak termotifasi unt

Ngopi dan Sarapan di Teras Pagi Sejahtera

Menemukan tempat sarapan yang cocok untuk manusia yang suka ngopi di pagi hari dengan harga yang amat sangat terjangkau tapi memiliki rasa yang tidak kaleng-kaleng. Jadi begini ceritanya~ Di daerah rumahku ada kedai kopi yang sudah terkenal sejak dari dulu. Bisa dikatakan kedai ini berdiri sebelum kedai kopi mulai menjamur di Pemalang. Namanya Le Gita. Sejak berdiri hingga sekarang kedai ini masih banyak peminatnya meski pesaing terus bermunculan. Warga Comal pasti mengetahui kedai kopi yang satu ini. Kedai satu ini berhasil tetap digemari sebab ia tidak stuck di tempat, ia terus berkembang, memperbaharui segala aspek dari pelayanan, memperbanyak menu dan tampilan bahkan interior kedai melakukan perubahan mengikuti zaman. Menurutku dalam suatu bisnis yang bergerak di bidang FnB , rasa menjadi faktor utama yang menentukan keberlangsungan bisnis itu bertahan berapa lama, tentu diikuti faktor pendukung lainnya. Le Gita tidak mengesampingkan rasa dalam setiap menu yang ditawarkan da