Langsung ke konten utama

Apa Yang Tidak Kita Perbaiki Akan Terus Berulang

 

Seseorang pernah berkata bahwa kenyamanan diri sendiri adalah hal yang harus menjadi prioritas diri. Katanya lagi, kurangi rasa tidak enakan pada diri untuk menolak melakukan sesuatu yang mempermudah oranglain tapi malah abai dengan kenyamanan diri.

Kalimat yang menyelamatkanku dari pemikiran yang sebenarnya tidak sepenuhnya salah tapi kurang tepat di beberapa orang, tempat, kondisi dan situasi.

Dulu, hampir selalu merasa tidak enak hati jika menolak ajakan, keinginan orang lain yang ditawarkan kepada kita agar kita bisa membantunya dan memenuhi permintaanya. Tanpa sengaja, aku selalu melakukan permintaan mereka dengan mengorbankan diri untuk merasa lelah, menghabiskan waktu, merelakan kenyamanan, demi membantu orang lain merasa nyaman dan senang serta takut mereka merasa kecewa dengan kita.

Segala permintaan yang datang dari mereka yang selalu aku penuhi tanpa sadar membuatku abai dengan diri sendiri. Keinginanku bahkan hingga kebutuhanku seringkali kurelakan untuk membuat mereka merasa penuh hingga pada titik tertentu aku merasa kosong.

Hal yang kulakukan itu, nyatanya malah membuat aku semakin jauh dari diriku dan berakibat membahayakan diriku. Aku menjadi pihak yang berakhir membutuhkan pertolongan sebab lupa dengan value yang kupunnya, lupa cara meregulasi emosi dengan sehat dan menganggap diri tidak layak jika aku tidak bisa memenuhi permintaan mereka.

Gemar menyenangkan dan membantu orang lain itu mulia tapi jika hal itu membuat kita abai dengan kebutuhan diri, bukankah kita menjadi orang yang jahat dengan diri sendiri? Jangan sampai kita menjadi penolong orang lain tapi berakhir menjadikan kita sebagai pihak yang harus ditolong.

Mulai sekarang, belajarlah menghadapi rasa tidak nyaman dan bersikap berani untuk membicarakan hal-hal yang tabu, berat, sensitif kepada orang lain.

Jika nyatanya kondisi kita sedang tidak bisa melakukan permintaan mereka, cobalah beranikan diri untuk mengatakannya, aku yakin jika kita mengatakan dengan tutur dan laku yang sopan pasti mereka akan tergerak untuk memahami. Jangan memaksa untuk menanggung beban mereka padahal diri sendiri sedang tertatih menanggung bebannya sendiri.

Mari melepaskan diri dari kebiasan membebani diri sendiri, perlihatkanlah bagaimana diri kamu juga harus dihormati. Semakin kamu mampu untuk bersikap tegas, semakin kamu mampu menghormati dirimu sendiri dan mengerti value dan kelayakan dirimu. Orang-orang sekelilingmu juga akan memperlakukanmu bagaimana dirimu memperlakukanmu. Perbaikilah agar segalanya tidak terulang sebab apa yang tidak kamu perbaiki maka akan terus terulang.

Jika kamu mencintai dirimu dengan benar dan layak, maka orang lain juga akan merasakan energi yang menjadikan mereka menghormatimu dan tidak seenak jidat memperlakukanmu dengan sembarangan. Tapi ketika kamu tidak mencintai dirimu sendiri, abai dengan dirimu maka energimu akan membuat orang disekelilingmu berbuat semaunya mereka dan kamu hanya akan menarik orang-orang yang memanfaatkanmu demi kepentinggan mereka. Bagaimana cara kita mencintai diri sendiri, akan menumbuhkan bagaimana cara orang sekeliling kita memperlakukan kita.


Dari seseorang yang sedang menciptakan aksi untuk membentuk hidup yang dikendaki, membangun diri yang akan dihidupi, merawat dengan layak dan menjadikannya berharga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk El yang Berumur 24 Tahun

Banyak tulisan yang aku buat untuk orang lain, tapi aku lupa membuat surat untuk diriku sendiri. Jadi surat ini aku peruntukan untuk diriku sendiri yang sedang menjalani usia 24 tahunnya. Hai El, apa kabar? Sedang tidak baik-baik saja kan? tidak apa~ hidup memang seperti ini. Kan malah aneh kalo hidup selalu baik-baik saja. nanti malah kamu nggak bisa bersyukur. Nanti kamu nggak tahu nikmatnya ngeliatin langit ketika hari lagi capek-capeknya. Beberapa tahun terakhir banyak hal-hal menyebalkan yang menganggu pikiran kan? banyak kejutan-kejutan yang terjadi, yang seringkali bikin tidur tidak nyenyakkan?. Tidak apa~ kan kamu pandai berprasangka baik, percaya saja, Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang bakal bikin kamu senyum-senyum pada akhirnya. Sekarang umur 24 tahun, bagaimana rasanya berada di umur yang sudah dianggap dewasa? Susah ya? Capek ya? Berat ya?. Apalagi ngeliat teman-teman seumuran udah pada kerja, udah bisa ngasih duit ke orang tua, jajanin adek dan ponakan pakai du

Apa Malam Sudah Semakin Larut?

  Hai, apakah kau dari luar? Apakah di luar langit sudah gelap? Kurasa malam sudah semakin larut, aku mulai hanyut dalam takut sebab pikiranku semakin kalut. Aku sudah tahu kau akan datang. Kemarilah, kau boleh duduk sejenak di sini. Tapi kurasa kali ini tidak akan nyaman, aku membawa kabar kurang menyenangkan. Bajumu sedikit basah, kurasa gerimis sudah datang. Bukankah rasanya sudah seperti November akan berakhir? Hujan seringkali tiba tanpa aba-aba. Kau tahu? Aku menyukainya, suasana bulan hujan, aku suka. Mungkin sebab aku lahir di bulan hujan. Entahlah~ Tapi satu yang membuatku tidak suka bulan hujan, aku selalu merasa khawatir jika orang yang kusayangi melakukan perjalanan dan berkendara di saat hujan. Kuharap kau selalu hati-hati ketika berkendara, kurangi kecepatanmu dan jangan bermain ponsel ketika berkendara, dan semoga kau selalu dalam penjagaan Tuhan.   Aku tidak menghidangkan kopi karena cerita kali ini akan terasa pahit. Secangkir teh hangat tawar untukmu, tentu dengan