Langsung ke konten utama

Apa Malam Sudah Semakin Larut?

 

Hai, apakah kau dari luar? Apakah di luar langit sudah gelap? Kurasa malam sudah semakin larut, aku mulai hanyut dalam takut sebab pikiranku semakin kalut. Aku sudah tahu kau akan datang. Kemarilah, kau boleh duduk sejenak di sini. Tapi kurasa kali ini tidak akan nyaman, aku membawa kabar kurang menyenangkan.

Bajumu sedikit basah, kurasa gerimis sudah datang. Bukankah rasanya sudah seperti November akan berakhir? Hujan seringkali tiba tanpa aba-aba. Kau tahu? Aku menyukainya, suasana bulan hujan, aku suka. Mungkin sebab aku lahir di bulan hujan. Entahlah~ Tapi satu yang membuatku tidak suka bulan hujan, aku selalu merasa khawatir jika orang yang kusayangi melakukan perjalanan dan berkendara di saat hujan. Kuharap kau selalu hati-hati ketika berkendara, kurangi kecepatanmu dan jangan bermain ponsel ketika berkendara, dan semoga kau selalu dalam penjagaan Tuhan.

 Aku tidak menghidangkan kopi karena cerita kali ini akan terasa pahit. Secangkir teh hangat tawar untukmu, tentu dengan harapan bisa meredam emosimu. Kabarmu bagaimana? Semoga baik, sehat dan bahagia yaa~. Kabarku? Aku sedang tidak baik dan tidak sehat.

Beberapa hari yang lalu, aku memberanikan diri untuk ke rumah sakit karena aku merasa ada yang aneh ditubuhku. Setelah bertemu dengan dokter di poli umum aku diarahkan untuk ke dokter bedah. Setelah menjalani pemeriksaan, dokter bilang “kamu sendiri?”

“iyaa dok, sendiri” jawabku

Tanpa basa-basi dokter langsung menyuruhku untuk operasi. “sudah siap operasi?” katanya sambil mencoret-coret kertas.

Saat itu rasanya menelan ludah saja begitu sulit. Aku tercekak. Pikiranku kosong, kakiku terasa lemas. Sebenarnya aku sudah mempersiapkan diri menerima segala kabar kurang baik, tapi rasanya tetap saja mengagetkan. “hah? Bagaimana dok? Jadi apa? Dok? Aku butuh penjelasan lebih, apakah bahaya? Apakah harus operasi?”

“itu harus diangkat agar kita bisa tahu apakah tumor itu jinak atau ganas. Bahaya kalo didiemin terus. Lama-kelamaan bisa jadi kanker. Jadi sudah siap dioperasi?” dokter itu menjelaskan dengan cukup tegas.

“saya harus ngobrol dengan keluarga saya terlebih dahulu dok” jawabku dengan pikiran yang sudah berisik

Setelah keluar dari ruang pemeriksaan, aku tidak langsung pulang, karna harus menyelesaikan pembayaran terlebih dahulu. Badanku masih terlalu lemas, di kursi tunggu itu yang ada dikepalaku ‘bagaimana cara mengatakan ke orangtuaku? Bahwa anak perempuannya yang terlihat lincah, ceria dan sehat ternyata sakit dan harus dioperasi.’

Butuh beberapa hari untuk menenangkan diri menerima yang terjadi. Kau tahu? Perkara alat medis aku sangat pengecut. Hingga kini aku tidak pernah mengetahui golongan darahku sendiri, meski untuk mengetahuinya hanya butuh beberapa detik dan sakitnya seperti digigit semut, katanya. Tapi kujelaskan sekali lagi, aku sangat pengecut. Hingga umur 24 tahun, aku tidak  pernah di infus. Selama ini hanya berurusan dengan jarum suntik, itu pun saat SD dan menerima vaksin corona lalu. Tentu terjadi kejadian yang memalukan sebab kepengecutanku ini.

Tapi sekarang, aku harus meredam ketakutan dan memberanikan diri untuk melakukan operasi. Membayangkan tubuhku akan dibedah, membuatku sudah keos terlebih dahulu. Aku selalu mual ketika pikiran itu terbesit dikepala, kaki dingin dan lemas. Tapi kata dokter, tidak akan sakit, aku hanya perlu pergi ke ruang operasi dan tertidur sebentar, lalu bangun dan aku akan kembali sehat.

Setelah berhasil menenangkan diri dan mengumpulkan keberanian, aku berbicara ke ibu dan bapakku. Kau tahu? Ibuku langsung menangis, bapakku terdiam dengan ratap kerasnya. Aku? Tentu tidak menangis di depan mereka. Aku seperti biasa, menenangkan mereka dengan sikap bahwa aku berani dan semua akan baik-baik saja. Ibu bilang “kenapa harus anakku?”. Lalu aku menjawab “karena Allah sangat sayang dengan anak perempuanmu ini, menurut Allah anak perempuanmu ini anak yang kuat.”

Dan tanggal 4 Desember besok, aku akan kembali ke rumah sakit untuk mengatur jadwal operasiku. Kau juga tak perlu khawatir, kau kenal aku kan? aku akan berjuang dan akan baik-baik saja. Meski sempat membuatku keos dan tidak percaya diri sebab ditubuhku akan terdapat bekas luka. Tapi tak apa, bekas luka itu tanda bahwa aku perempuan yang kuat kan?

Kau tahu? Aku melihatnya Tuhan begitu baik denganku. Mungkin dengan cara ini, aku diberi ampunan atas segala dosa yang kulakukan. Aku juga paham, bahwa ini adalah kehendak Tuhan dan takdir terbaik yang kujalani. Ujian ini aku sudah ikhlas menerimanya karena aku tahu Tuhan tidak menguji hambanya di luar batas kemampuannya. Itu artinya aku mampu melewati ini dan aku hanya perlu bersabar sekaligus ikhlas menerima pemberian Tuhan. Sebab aku yakin selalu ada hal baik di dalam suatu kejadian yang menimpa kita. setelah memahami ini aku menjadi tenang. Tapi aku hanya manusia yang kadang masih suka merasa takut atas hal-hal yang belum pernah kulakukan.

Kau bisa menarik nafas terlebih dahulu dan meminum teh hangat tawarmu. Kau terlihat tidak nyaman. Jika kabar ini membuatmu kaget. Tolong maafkan dan maafkan juga atas kesalahanku apapun itu, dan jika tidak merepotkan tolong doakan untuk kesembuhanku. Bagaimana? Kau masih tertarik dan penasaran dengan perempuan ini? Perempuan yang sebentar lagi akan memiliki bekas luka ditubuhnya.

Oh iyaa. Kau kesini lewat mana? Jalan utama menuju ruang imaji sekarang sudah tidak bisa diakses. Benar, instagramku diretas seseorang. Aku sudah kehilangan instagramku. Kini aku memiliki akun instagram lain. Dan apa kau tahu? Rasanya tidak panik ketika kehilangan akun itu, seperti yasudahlah mau bagaimana lagi. kejadian Kehilangan sebelumnya, sudah membuatku begitu berantakan dan kurasa itu menjadikanku ketika bertemu kehilangan-kehilangan yang lain rasanya biasa saja. lagi pula, aku sudah kembali ke tempat persembunyianku. Aku lebih nyaman di sana sebab kau, mereka dan semua orang yang mengenalku tidak ada di sana.

Kurasa tulisanku sudah terlalu panjang dan terasa gelap. Terimakasih sudah mau membaca hingga akhir. Jangan khawatir, jika langit terlihat sangat gelap itu artinya sebentar lagi akan ada terang. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya. Tolong jaga kesehatanmu, sebab ada yang lebih penting dari bahagia yaitu sehat.


Dari Pemalang yang sedang diguyur hujan di Penghujung November. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk El yang Berumur 24 Tahun

Banyak tulisan yang aku buat untuk orang lain, tapi aku lupa membuat surat untuk diriku sendiri. Jadi surat ini aku peruntukan untuk diriku sendiri yang sedang menjalani usia 24 tahunnya. Hai El, apa kabar? Sedang tidak baik-baik saja kan? tidak apa~ hidup memang seperti ini. Kan malah aneh kalo hidup selalu baik-baik saja. nanti malah kamu nggak bisa bersyukur. Nanti kamu nggak tahu nikmatnya ngeliatin langit ketika hari lagi capek-capeknya. Beberapa tahun terakhir banyak hal-hal menyebalkan yang menganggu pikiran kan? banyak kejutan-kejutan yang terjadi, yang seringkali bikin tidur tidak nyenyakkan?. Tidak apa~ kan kamu pandai berprasangka baik, percaya saja, Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang bakal bikin kamu senyum-senyum pada akhirnya. Sekarang umur 24 tahun, bagaimana rasanya berada di umur yang sudah dianggap dewasa? Susah ya? Capek ya? Berat ya?. Apalagi ngeliat teman-teman seumuran udah pada kerja, udah bisa ngasih duit ke orang tua, jajanin adek dan ponakan pakai du