Langsung ke konten utama

Ngopi dan Sarapan di Teras Pagi Sejahtera


Menemukan tempat sarapan yang cocok untuk manusia yang suka ngopi di pagi hari dengan harga yang amat sangat terjangkau tapi memiliki rasa yang tidak kaleng-kaleng. Jadi begini ceritanya~

Di daerah rumahku ada kedai kopi yang sudah terkenal sejak dari dulu. Bisa dikatakan kedai ini berdiri sebelum kedai kopi mulai menjamur di Pemalang.

Namanya Le Gita. Sejak berdiri hingga sekarang kedai ini masih banyak peminatnya meski pesaing terus bermunculan. Warga Comal pasti mengetahui kedai kopi yang satu ini. Kedai satu ini berhasil tetap digemari sebab ia tidak stuck di tempat, ia terus berkembang, memperbaharui segala aspek dari pelayanan, memperbanyak menu dan tampilan bahkan interior kedai melakukan perubahan mengikuti zaman.

Menurutku dalam suatu bisnis yang bergerak di bidang FnB, rasa menjadi faktor utama yang menentukan keberlangsungan bisnis itu bertahan berapa lama, tentu diikuti faktor pendukung lainnya. Le Gita tidak mengesampingkan rasa dalam setiap menu yang ditawarkan dan ia memiliki banyak pilihan menu baik apetizer (hidangan pembuka), main course ( menu utama) dan dessert (hidangan penutup). Hal ini menjadikan kita tidak merasa bosan jika datang lalu menemukan menunya hanya itu-itu saja.

Tidak hanya berhenti di situ. Di Akhir tahun 2023 Le Gita meluncurkan “Teras Pagi Sejahterah”. Sebuah tempat sarapan untuk warga yang gemar ngopi di pagi hari sebelum beraktifitas. Teras pagi sejahtera ini bertempat di depan kedai kopi Le gita di ruko Grand Comal, mulai menyalakan kompor dari pukul 06.00 pagi hingga 10 pagi dan setiap hari. Hanya ada beberapa menu, roti panggang, roti kukus, dimsum, bubur ayam dan berbagai minuman kopi. Harganya pun sangat terjangkau mulai dari 4000 an hingga paling mahal 17.000 untuk menu dimsum.

Tempatnya sederhana. Hanya ada beberapa meja yang dijejer di depan kios yang masih tutup dan dipasang benner memanjang di samping jalan dan terdapat satu gerobak merah dengan dapur yang terbuka, menjadikan kita bisa melihat proses pembuatan menu yang kita pesan, hal ini mampu melenyapkan kebosanan saat menunggu pesanan kita datang.




Hampir seminggu sekali aku berkunjung ke Teras Pagi Sejahtera sebab jarak dari rumahku hanya menghabiskan waktu 2 menit ditempuh dengan sepeda motor. Tapi ada satu yang membuatku kecewa. Di teras pagi sejahtera ada menu kopi yang membuatku penasaran yaitu Kopi Mentega. Tapi setiap datang, aku tidak pernah mendapatkannya. Katanya stok menteganya habis. Kurang beruntung sekali aku. Aku begitu penasaran bagaimana rasanya kopi dicampur mentega, belum pernah aku merasakannya. Apa kau pernah mencobanya?

Tapi aku menemukan kopi yang akan selalu ku pesan ketika datang ke sana. Kopi Hitam Malaka namanya. Akan kujelaskan sedikit bagaimana rasa kopi ini dari lidah seorang perempuan yang dulunya sempat mengulik berbagai rasa kopi. Kopi Hitam Malaka ini tidak berampas dan bukan pahit yang terlalu pekat menjadikan kopi ini sangat cocok di sruput di pagi hari. Tidak terlalu berat tapi juga tidak terlalu ringan, kopi yang memiliki komposisi yang pas untuk sarapan. Saat meneguk kopi, di akhir tegukan kau akan merasakan rasa asam yang tipis dari kopinya menambah kesan rasa clean saat diteguk. Kopi Hitam Malaka ini memiliki komposisi dengan sedikit gula, hal ini menambah rasa balance pada kopi di pagi hari. Untuk aku yang tidak suka manis, manisnya gula di kopi ini tidak mendominasi dan merusak, malah menurutku menjadikan kopi terasa balance dan tidak terlalu berat saat diminum pagi hari untuk sarapan dibersamai roti kukus, bakpao ataupun roti panggang.

Kopi Hitam Malaka

Apa kau bisa membayangkan bagaimana nikmatnya? Untuk rasa yang seperti itu kau bisa mendapatkannya hanya dengan uang 7000 rupiah. Sangat murah bukan? Jadi kapan kau akan mengajakku ngopi di Teras Pagi Sejahtera?


Pemalang, dua Februari tahun dua ribu dua puluh empat.

Dari perempuan yang masih gemar mengkonsumsi kopi hitam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk El yang Berumur 24 Tahun

Banyak tulisan yang aku buat untuk orang lain, tapi aku lupa membuat surat untuk diriku sendiri. Jadi surat ini aku peruntukan untuk diriku sendiri yang sedang menjalani usia 24 tahunnya. Hai El, apa kabar? Sedang tidak baik-baik saja kan? tidak apa~ hidup memang seperti ini. Kan malah aneh kalo hidup selalu baik-baik saja. nanti malah kamu nggak bisa bersyukur. Nanti kamu nggak tahu nikmatnya ngeliatin langit ketika hari lagi capek-capeknya. Beberapa tahun terakhir banyak hal-hal menyebalkan yang menganggu pikiran kan? banyak kejutan-kejutan yang terjadi, yang seringkali bikin tidur tidak nyenyakkan?. Tidak apa~ kan kamu pandai berprasangka baik, percaya saja, Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang bakal bikin kamu senyum-senyum pada akhirnya. Sekarang umur 24 tahun, bagaimana rasanya berada di umur yang sudah dianggap dewasa? Susah ya? Capek ya? Berat ya?. Apalagi ngeliat teman-teman seumuran udah pada kerja, udah bisa ngasih duit ke orang tua, jajanin adek dan ponakan pakai du

Apa Malam Sudah Semakin Larut?

  Hai, apakah kau dari luar? Apakah di luar langit sudah gelap? Kurasa malam sudah semakin larut, aku mulai hanyut dalam takut sebab pikiranku semakin kalut. Aku sudah tahu kau akan datang. Kemarilah, kau boleh duduk sejenak di sini. Tapi kurasa kali ini tidak akan nyaman, aku membawa kabar kurang menyenangkan. Bajumu sedikit basah, kurasa gerimis sudah datang. Bukankah rasanya sudah seperti November akan berakhir? Hujan seringkali tiba tanpa aba-aba. Kau tahu? Aku menyukainya, suasana bulan hujan, aku suka. Mungkin sebab aku lahir di bulan hujan. Entahlah~ Tapi satu yang membuatku tidak suka bulan hujan, aku selalu merasa khawatir jika orang yang kusayangi melakukan perjalanan dan berkendara di saat hujan. Kuharap kau selalu hati-hati ketika berkendara, kurangi kecepatanmu dan jangan bermain ponsel ketika berkendara, dan semoga kau selalu dalam penjagaan Tuhan.   Aku tidak menghidangkan kopi karena cerita kali ini akan terasa pahit. Secangkir teh hangat tawar untukmu, tentu dengan