Langsung ke konten utama

Surat Manis Dihari Kamis Dari Perempuan Sok Romantis

 

Teruntuk seseorang yang nantinya akan menjadi lelakiku, Nahkodahku, Imamku, sahabatku, suamiku dan ayah dari anak-anakku (Aihhh Aihh Aihh 😁 ) dimana pun kamu dan siapapun kamu, aku berharap kamu selalu dalam penjagaan Tuhan. Hai Mas, sebentar lagi bulan suci Ramadhan akan tiba, bagaimana persiapanmu menyambut bulan puasa kali ini? Kuharap kamu tidak lalai dalam memperbaiki koneksimu dengan Tuhan yaa.

Kamu tahu mas? Akhir-akhir ini, ketika mendekati lebaran meski bulan suci ramadhan belum dimulai tapi orang-orang terdekatku mempertanyakan keberadaanmu. Kamu pun sering muncul dalam pemikiranku membuat sebuah tanda tanya besar, bagaimana sosokmu, dimana keberadaanmu, apakah kamu tumbuh dengan baik, dan bagaimana skenario Tuhan dalam mempertemukan dan menyatukan kita? tidakkah kau penasaran dengan itu?

Bagaimana kalau kita pernah bertemu?  mungkin sebenarnya kita sudah saling bertegur sapa? atau kita sama sekali masih asing dengan perjumpaan? Entahlah~ tapi semoga kamu datang begitu sopan dengan cara yang baik di waktu yang tepat.

Mas, nanti kalau kita sudah dipertemukan dan disatukan, pastikan kita banyak ngobrolnya yaa, perkara apapun, rutinitasmu yang berulang-ulang pun tak apa. Kita saling bertukar pikiran, saling memahami. Nanti jangan main tebak-tebakan yaa~ sebab kita bukan cenayang yang bisa baca pikiran orang, kita harus mencoba menyederhanakan semuanya. Mengungkapkan apa-apa yang harus diungkapin dan yang harus didengar.

Dalam perjalanan sendiri ini, aku sedang mempersiapkan diri untuk menjadi perempuan yang ketika bertemu denganmu aku telah berada pada versi terbaik diriku untuk bisa membersamaimu. mengandalkanmu tanpa mempersulitmu.

Aku usahakan nantinya menjadi keteduhan bagi matamu memandang, menyambutmu dengan senyuman saat kamu pulang dari lelahnya berjuang mencari nafkah, meski saat ini aku belum pandai berias dan selembut perempuan di media sosial dan disekitarmu.

Aku usahakan nantinya memasakkan makanan favoritmu dan menyajikannya di meja makan, meski saat ini aku sedang dalam tahap belajar dan hanya mampu membuat beberapa menu, itu pun harus meliat resep.

Aku usahakan nantinya menjadi teman berbincangmu tentang segala hal, menjadi perempuan yang tidak hanya cerdas secara pemikiran tapi juga cerdas secara emosional, meski saat ini pengetahuanku masih sangat terbatas dan masih kaku dalam memulai obrolan dengan orang baru.

Aku usahakan nantinya menjadi istri yang baik untukmu dan ibu yang baik bagi anak-anak kita, meski saat ini aku masih memperbanyak bekal ilmu parenting dan ilmu menjadi istri sholehah.

Masih banyak hal yang saat ini aku usahakan untuk bertemu denganmu, ketika Allah telah meridhoi, semoga kita dipertemukan dalam keadaan masing-masing kita sudah pantas untuk menjadi sosok terbaik untuk keluarga kecil kita. Aku kerjakan bagianku, kamu kerjakan bagianmu, perihal bagaimana kita bersatu biarlah itu menjadi kehendak Allah.

Mas. Jika pada akhirnya aku adalah perempuan yang kamu pilih untuk membersamaimu dalam perjalanan menuju dermaga terakhir yaitu SurgaNya. Aku akan berusaha untuk melakukan peranku sebaik mungkin dalam menaatimu.

Tapi, Aku ingatkan bahwa aku hanyalah manusia dan seorang perempuan yang ditakdirkan bengkok. Tugasmu adalah meluruskan apa-apa yang bengkok dari diriku. Ijinkan aku memberi tahu beberapa hal, tolong luruskan dengan lemah lembut bukan hentakan keras. Sebab aku lebih mudah menaatimu ketika tutur kata dan lakumu berlemah lembut denganku, sedang ketika kau meluruskanku dengan hentakan keras aku hanya akan patah dan bebal.

Mas, aku hanya perempuan yang otaknya lebih kecil darimu. Masih banyak di dunia ini yang belum kuketahui, jika nanti kamu menemukan diriku yang belum mengerti apa yang telah kamu mengerti, kuharap kamu memahamiku, sabar memberitahu dan mengajariku dengan cara yang tidak merendahkanku dan tutur kata yang lembut.

Mas, tentang ilmu pengetahuan dan pemahaman yang kini kumiliki semoga memudahkanku dalam menaatimu bukan malah meng-alphakan diriku dihadapanmu. Tapi mas, aku hanya seorang perempuan yang ingin menjadi hamba yang baik dihadapan Tuhanku, istri yang baik untuk dirimu, ibu yang baik untuk anak-anak kita, anak yang baik untuk orangtuaku dan orangtuamu, manusia yang penuh kasih untuk saudaraku dan orang sekelilingku. Kuharap kehadiranmu menuntunku bertumbuh dan berperan dengan baik dalam segala peranku.

Mas, aku hanya seorang perempuan dengan pemahaman agama yang masih begitu sedikit. Masih banyak yang belum kuketahui, tapi dalam pernikahan aku menginginkan surga menjadi tujuan kita. Lewat dirimu, aku berharap kau mampu menjadi nahkoda untuk berlayar ke sana. Setelah menikah nanti tanggungjawab diriku akan sepenuhnya milikmu. Pasti berat untukmu, tapi semoga Allah memudahkan diriku untuk terus menaatimu, tentu dalam koridor Tuhan.

Mas, mari terus merayu Allah agar meridhoi kita untuk bersatu dengan caraNya bukan mendikte Allah agar menyatukan kita dengan rencana kita dan tergesa-gesa. Mari selalu libatkan Allah dalam segala hal, sebab Takdir dan keinginan Allah selalu yang terbaik dibanding rencana kita. Sampai bertemu dipersimpangan yang telah Allah siapkan untuk mempertemukan kita.

 

Dari perempuan yang akhir-akhir begitu penasaran dengan sosok dirimu

Komentar

  1. Semoga segera dipertemukan dengan dia yang akan menjadi nahkodamu kelak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Anon, terimakasih atas ucapan baiknya. Kau tau? ada kalimat yang kupercaya bahwa waktu Tuhan pasti yang terbaik. Tidak ada kata cepat, pun tidak ada kata terlambat. Semuanya telah tertakar dan tidak akan tertukar. Jadi bukan perkara seberapa cepatnya melainkan seberapa tepatnya dan seberapa Allah ridho dalam urusanku ini.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk El yang Berumur 24 Tahun

Banyak tulisan yang aku buat untuk orang lain, tapi aku lupa membuat surat untuk diriku sendiri. Jadi surat ini aku peruntukan untuk diriku sendiri yang sedang menjalani usia 24 tahunnya. Hai El, apa kabar? Sedang tidak baik-baik saja kan? tidak apa~ hidup memang seperti ini. Kan malah aneh kalo hidup selalu baik-baik saja. nanti malah kamu nggak bisa bersyukur. Nanti kamu nggak tahu nikmatnya ngeliatin langit ketika hari lagi capek-capeknya. Beberapa tahun terakhir banyak hal-hal menyebalkan yang menganggu pikiran kan? banyak kejutan-kejutan yang terjadi, yang seringkali bikin tidur tidak nyenyakkan?. Tidak apa~ kan kamu pandai berprasangka baik, percaya saja, Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang bakal bikin kamu senyum-senyum pada akhirnya. Sekarang umur 24 tahun, bagaimana rasanya berada di umur yang sudah dianggap dewasa? Susah ya? Capek ya? Berat ya?. Apalagi ngeliat teman-teman seumuran udah pada kerja, udah bisa ngasih duit ke orang tua, jajanin adek dan ponakan pakai du

Apa Malam Sudah Semakin Larut?

  Hai, apakah kau dari luar? Apakah di luar langit sudah gelap? Kurasa malam sudah semakin larut, aku mulai hanyut dalam takut sebab pikiranku semakin kalut. Aku sudah tahu kau akan datang. Kemarilah, kau boleh duduk sejenak di sini. Tapi kurasa kali ini tidak akan nyaman, aku membawa kabar kurang menyenangkan. Bajumu sedikit basah, kurasa gerimis sudah datang. Bukankah rasanya sudah seperti November akan berakhir? Hujan seringkali tiba tanpa aba-aba. Kau tahu? Aku menyukainya, suasana bulan hujan, aku suka. Mungkin sebab aku lahir di bulan hujan. Entahlah~ Tapi satu yang membuatku tidak suka bulan hujan, aku selalu merasa khawatir jika orang yang kusayangi melakukan perjalanan dan berkendara di saat hujan. Kuharap kau selalu hati-hati ketika berkendara, kurangi kecepatanmu dan jangan bermain ponsel ketika berkendara, dan semoga kau selalu dalam penjagaan Tuhan.   Aku tidak menghidangkan kopi karena cerita kali ini akan terasa pahit. Secangkir teh hangat tawar untukmu, tentu dengan