Hai Jun~
Ini aku gadis bulan hujan Desember. Senang menyambut
hujan dibulan Juni. Setelah mengenal pak Sapardi, aku sempat ingin menjadi gadis
hujan bulan Juni. Menjadi seseorang yang tabah yang mampu mengemas rasa
rindunya begitu elok, rapih dan tak terlihat.
Jun, tolong sampaikan ke pak Sapardi. Aku ingin
menjadi hujan bulan juni. Yang merahasiakan rintik rindu kepada pohon berbunga
itu. tapi rindu milikku begitu deras dan bergemuruh. Ia terlalu sering mengedor
jendelaku, gemar menyelinap tak tahu malu.
Jun, sampaikan ke pak Sapardi. Aku ingin menjadi
hujan bulan Juni. Yang menghapus jejak-jejak ragu dijalan itu. tapi aku terlalu
tergesa menafsirkan isyarat yang kukira cinta tapi kini terjatuh pada kubangan
ragu.
Jun, sampaikan ke pak Sapardi. Aku ingin searif
hujan bulan juni. Membiarkan yang tak terucap diserap akar pohon itu. tapi aku
menjadi gadis yang gemar merenggek dan bising dihadapanNya ketika hatiku luruh.
Jun, sampaikan ke pak Sapardi. Aku hanya ingin ngopi
dengan sederhana di bulan Juni. Ikut merayakan kedatangan hujan bulan Juni.
Jun, tanyakan ke pak Sapardi. Tak bisakah rinduku
seindah mereka? Kenapa rinduku harus kubungkam ketika ia ingin berdendang
dengan riangnya?. Kenapa rinduku tak kunjung mereda? Harus berapa lama lagi aku
menunggu rindu ini pergi? Atau sebenarnya ada yang salah dengan caraku
memandang?
Jun~ bolehkah aku menumpahkan segala keluh padamu? Meski
aku sudah tidak terlihat kacau tapi aku ingin meracau, tidak bisakah kau membawaku
untuk melihat wajah yang sudah lama tak kusapa itu? sebab tadi pagi angin membawa
pesan kepadaku, katanya sudah saatnya aku mencarimu. Sudikah ia menjadi rumah
tempatku membuang rindu? Aku ingin dia datang dan membuatku terang dan
tenang.
Gadis bulan hujan Desember yang rindunya begitu deras