Aku masih ingat,
kedatanganmu yang tiba-tiba
nyatanya mampu membuatku merona dan beranjak dari merana.
Mata yang membuatku terpanah,
pun tawa yang membuatku hanyut dan ingin tenggelam.
Menjelma kenangan yang bersembunyi dirongga-rongga ingatan.
Menggodaku untuk malu-malu berharap.
Kau, lelaki yang kubagi sepotong waktuku di pojok kedai itu.
Bolehkah aku menjadi sunyi yang paling bising dikepalamu?
Ada detak yang tak rela sebab derap langkahmu semakin lirih,
Sedang harapku telah meninggi.
Kau paham bukan?
Angan seringkali membawa kita pada ingin yang teramat.
Tapi aku tidak bisa menyimpanmu dalam hati,
Pamali, nanti Tuhan marahi.
Tapi bolehkah kau kusimpan dalam puisi?
Dunia perlu tahu,
Ternyata hatiku tak semati itu.
***************************************
Bagian Dua
Aku ingin berjudi dengan segala kesempatan yang kumiliki
Mempertaruhkan seluruhnya untuk mendapatkanmu.
Aku tak punya pilihan lain
selain memberikan seluruhku tanpa kehilangan diriku.
Tak berhenti disitu.
Aku pun melakukan ritual merapalkan mantra dikeheningan malam.
Untuk menjaga seluruhmu.
Tak akan kubiarkan kau merasa kosong,
Kehadiranku akan menjadi isi
Yang selalu mencukupi dirimu.
Aku akan patuh pada tuturmu yang teduh
Takluk pada kasihmu yang menyerbu
Tunduk pada egomu yang rapuh.
Aku akan menjadi teduh lagi meneduhkan
Hanya untuk matamu yang menatap.
Apakah kau mau menlanjutkan cerita denganku?
Aku akan menjadi rentetan kata yang puitis
Untuk membuatmu penuh makna
Aku ingin kau menikmatiku dengan sempurna.
Hingga menjadikanku rotasi kebahagiaanmu.
Bagaimana menurutmu?
****************************************
Bagian Tiga
Berlayarlah, biarkan angin membawamu menemukan jawabannya.
Kau akan baik-baik saja.
Kapalmu tak akan karam.
Percayalah.
Sebab yang aku lihat, kau nahkoda yang begitu hebat,
Begitu piawai mengendalikan kemudi.
Serta paham kemana kau akan pergi.
Dari mana aku tahu?
Matamu menjelaskan seluruhnya.
Binar mata yang begitu nyala terang
Tapi memiliki sorot mata yang begitu teduh.
Nanti, ketika laut begitu riuh membuat kapalmu terombang-ambing.
Berlabuhlah.
Aku akan menjadi dermaga untukmu
Pun menjadi rasi bintang agar kau bisa membaca arah
dan kembali melanjutkan perjalanan.
Kau tahu kan?
Aku pandai menunggu jika itu perihal kamu
dan
pada akhirnya aku menjadi dermaga terakhirmu.
Komentar
Posting Komentar