Langsung ke konten utama

Sialnya Perempuan Yang Keliru Itu Aku

 

Seharusnya, aku tidak berprasangka baik terhadapnya.

Seharusnya, aku lebih percaya nalar dibanding kata hatiku. 

Seharusnya, aku tidak menyambutnya terlalu hangat kala itu.

Sekarang, aku mulai membenci kata seharusnya.

Berprasangka baik terhadapnya. Aku selalu keliru. Sialnya selama ini aku jatuh cinta sendirian. Lelaki yang ku hormati itu, tak pernah memandang ku sebagai perempuan. Beberapa hal semakin saya tahu, semakin saya tidak bahagia. Menemukan kabar bahwa dia sedang menjaga kepercayaan dengan perempuan lain- misalnya.

Benar, ini hanya perihal waktu. Tapi seberapa keras aku merajut kemungkinan-kemungkinan tentang kita. Muaranya tetap sama. Pada akhirnya memang bukan aku pilihannya. Pada akhirnya aku harus kembali belajar mengatur ritme. Pada akhirnya aku harus mengaku kalah.

Kini aku sedang sibuk membujuk Tuhan, agar segala tentangnya tak lagi terlibat. Baik tawa maupun tangisku. Sebab, dia yang ku kira kebahagiaan, nyatanya adalah luka yang sebenarnya. Dia yang kuanggap rumah paling nyaman, nyatanya adalah tempat tidak aman.

Aku hanya ingin pulih dengan baik. Mengakui bahwa ceritaku dengannya memang telah usai. Sebab menemukan aku yang jatuh cinta sendirian rasanya begitu menyedihkan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk El yang Berumur 24 Tahun

Banyak tulisan yang aku buat untuk orang lain, tapi aku lupa membuat surat untuk diriku sendiri. Jadi surat ini aku peruntukan untuk diriku sendiri yang sedang menjalani usia 24 tahunnya. Hai El, apa kabar? Sedang tidak baik-baik saja kan? tidak apa~ hidup memang seperti ini. Kan malah aneh kalo hidup selalu baik-baik saja. nanti malah kamu nggak bisa bersyukur. Nanti kamu nggak tahu nikmatnya ngeliatin langit ketika hari lagi capek-capeknya. Beberapa tahun terakhir banyak hal-hal menyebalkan yang menganggu pikiran kan? banyak kejutan-kejutan yang terjadi, yang seringkali bikin tidur tidak nyenyakkan?. Tidak apa~ kan kamu pandai berprasangka baik, percaya saja, Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang bakal bikin kamu senyum-senyum pada akhirnya. Sekarang umur 24 tahun, bagaimana rasanya berada di umur yang sudah dianggap dewasa? Susah ya? Capek ya? Berat ya?. Apalagi ngeliat teman-teman seumuran udah pada kerja, udah bisa ngasih duit ke orang tua, jajanin adek dan ponakan pakai du

Apa Malam Sudah Semakin Larut?

  Hai, apakah kau dari luar? Apakah di luar langit sudah gelap? Kurasa malam sudah semakin larut, aku mulai hanyut dalam takut sebab pikiranku semakin kalut. Aku sudah tahu kau akan datang. Kemarilah, kau boleh duduk sejenak di sini. Tapi kurasa kali ini tidak akan nyaman, aku membawa kabar kurang menyenangkan. Bajumu sedikit basah, kurasa gerimis sudah datang. Bukankah rasanya sudah seperti November akan berakhir? Hujan seringkali tiba tanpa aba-aba. Kau tahu? Aku menyukainya, suasana bulan hujan, aku suka. Mungkin sebab aku lahir di bulan hujan. Entahlah~ Tapi satu yang membuatku tidak suka bulan hujan, aku selalu merasa khawatir jika orang yang kusayangi melakukan perjalanan dan berkendara di saat hujan. Kuharap kau selalu hati-hati ketika berkendara, kurangi kecepatanmu dan jangan bermain ponsel ketika berkendara, dan semoga kau selalu dalam penjagaan Tuhan.   Aku tidak menghidangkan kopi karena cerita kali ini akan terasa pahit. Secangkir teh hangat tawar untukmu, tentu dengan