An, bukankah menjadi seorang lelaki dewasa itu berat dan menakutkan?
Saya mengerti betapa melelahkan nya menanggung peran itu. kamu harus menjadi baik dalam segala sisi, kamu harus terbiasa bisa menyelesaikan masalahmu sendiri, kamu harus berhasil dengan apa-apa yang kamu lakukan. Sebab, kamu harapan orangtuamu. An, kamu boleh menjadi yang terbaik, terhebat, terkuat di mata semua orang. Tapi jangan lupa, terhadap saya kamu boleh sesekali menjadi yang terlemah, terbodoh, dan terceroboh sekalipun.
An, kamu punya saya. Tempat dan ruang istirahat mu. Terhadap saya, kamu boleh mengatakannya,
"saya lelah menjadi terlihat kuat di depan semua orang. Bolehkah saya menangis sebentar dan bersandar denganmu?"
"saya bisa menyelesaikan masalah sendiri, tapi bolehkah saya menyelesaikan masalah ini denganmu?"
Jangan ragu mengatakannya. Saya tidak akan merendahkan kamu sebagai seorang lelaki, saya akan senang diberi peran seistimewah itu darimu. mengetahui kuat dan lemahmu dan tetap berada disampingmu. Aku ingin menjadi rumah yang memberikan kehangatan dan keramahan untukmu.
Tapi tolong, saat bersama kamu perbolehkan juga saya untuk berekspresi jujur. mungkin bagi kamu, saya masih terlihat seperti bocah. Tapi jika kamu bertanya dengan teman-teman dan orang lingkungan saya. Kamu akan menemukan bahwa saya perempuan yang cuek dan kuat. Sebab saya juga ingin terlihat kuat di mata semua orang. Tapi juga ingin memiliki sepasang mata dan telinga yang jadi tempat untuk berekspresi jujur. Jika sedih akan menangis, jika senang akan tersenyum, jika tidak sesuai akan mendebat bukan hanya diam, menahan dan menerima.
Katamu menjadi dewasa harus tau pandai menahan segala bentuk emosi. Tapi, bolehkah orang dewasa baru seperti saya dan kamu, punya tempat untuk berekspresi jujur dan saling menguatkan?
Semarang 31 Maret 2022. pukul 1.58 Wib.
Dari orang dewasa baru.
Komentar
Posting Komentar