Langsung ke konten utama

Sebab Kita Adalah Orang Dewasa Baru!


An, bukankah menjadi seorang lelaki dewasa itu berat dan menakutkan?

Saya mengerti betapa melelahkan nya menanggung peran itu. kamu harus menjadi baik dalam segala sisi, kamu harus terbiasa bisa menyelesaikan masalahmu sendiri, kamu harus berhasil dengan apa-apa yang kamu lakukan. Sebab, kamu harapan orangtuamu. An, kamu boleh menjadi yang terbaik, terhebat, terkuat di mata semua orang. Tapi jangan lupa, terhadap saya kamu boleh sesekali menjadi yang terlemah, terbodoh, dan terceroboh sekalipun.

An, kamu punya saya. Tempat dan ruang istirahat mu. Terhadap saya, kamu boleh mengatakannya,

"saya lelah menjadi terlihat kuat di depan semua orang. Bolehkah saya menangis sebentar dan bersandar denganmu?"

"saya bisa menyelesaikan masalah sendiri, tapi bolehkah saya menyelesaikan masalah ini denganmu?"

Jangan ragu mengatakannya. Saya tidak akan merendahkan kamu sebagai seorang lelaki, saya akan senang diberi peran seistimewah itu darimu. mengetahui kuat dan lemahmu dan tetap berada disampingmu. Aku ingin menjadi rumah yang memberikan kehangatan dan keramahan untukmu.

Tapi tolong, saat bersama kamu perbolehkan juga saya untuk berekspresi jujur. mungkin bagi kamu, saya masih terlihat seperti bocah. Tapi jika kamu bertanya dengan teman-teman dan orang lingkungan saya. Kamu akan menemukan bahwa saya perempuan yang cuek dan kuat. Sebab saya juga ingin terlihat kuat di mata semua orang. Tapi juga ingin memiliki sepasang mata dan telinga yang jadi tempat untuk berekspresi jujur. Jika sedih akan menangis, jika senang akan tersenyum, jika tidak sesuai akan mendebat bukan hanya diam, menahan dan menerima.

Katamu menjadi dewasa harus tau pandai menahan segala bentuk emosi. Tapi, bolehkah orang dewasa baru seperti saya dan kamu, punya tempat untuk berekspresi jujur dan saling menguatkan?


Semarang 31 Maret 2022. pukul 1.58 Wib.


Dari orang dewasa baru.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk El yang Berumur 24 Tahun

Banyak tulisan yang aku buat untuk orang lain, tapi aku lupa membuat surat untuk diriku sendiri. Jadi surat ini aku peruntukan untuk diriku sendiri yang sedang menjalani usia 24 tahunnya. Hai El, apa kabar? Sedang tidak baik-baik saja kan? tidak apa~ hidup memang seperti ini. Kan malah aneh kalo hidup selalu baik-baik saja. nanti malah kamu nggak bisa bersyukur. Nanti kamu nggak tahu nikmatnya ngeliatin langit ketika hari lagi capek-capeknya. Beberapa tahun terakhir banyak hal-hal menyebalkan yang menganggu pikiran kan? banyak kejutan-kejutan yang terjadi, yang seringkali bikin tidur tidak nyenyakkan?. Tidak apa~ kan kamu pandai berprasangka baik, percaya saja, Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang bakal bikin kamu senyum-senyum pada akhirnya. Sekarang umur 24 tahun, bagaimana rasanya berada di umur yang sudah dianggap dewasa? Susah ya? Capek ya? Berat ya?. Apalagi ngeliat teman-teman seumuran udah pada kerja, udah bisa ngasih duit ke orang tua, jajanin adek dan ponakan pakai du

Apa Malam Sudah Semakin Larut?

  Hai, apakah kau dari luar? Apakah di luar langit sudah gelap? Kurasa malam sudah semakin larut, aku mulai hanyut dalam takut sebab pikiranku semakin kalut. Aku sudah tahu kau akan datang. Kemarilah, kau boleh duduk sejenak di sini. Tapi kurasa kali ini tidak akan nyaman, aku membawa kabar kurang menyenangkan. Bajumu sedikit basah, kurasa gerimis sudah datang. Bukankah rasanya sudah seperti November akan berakhir? Hujan seringkali tiba tanpa aba-aba. Kau tahu? Aku menyukainya, suasana bulan hujan, aku suka. Mungkin sebab aku lahir di bulan hujan. Entahlah~ Tapi satu yang membuatku tidak suka bulan hujan, aku selalu merasa khawatir jika orang yang kusayangi melakukan perjalanan dan berkendara di saat hujan. Kuharap kau selalu hati-hati ketika berkendara, kurangi kecepatanmu dan jangan bermain ponsel ketika berkendara, dan semoga kau selalu dalam penjagaan Tuhan.   Aku tidak menghidangkan kopi karena cerita kali ini akan terasa pahit. Secangkir teh hangat tawar untukmu, tentu dengan