Langsung ke konten utama

Halaman Pertama Bab Dua Puluh Lima


Perayaan bab dua puluh lima kali ini tidak begitu berisik. Beberapa pesan masuk begitu pagi dari orang-orang yang mengingat, tapi tidak membuat tidurku terusik sebab ponselku kubiarkan mati. Seharusnya aku pergi ke kedai kopi, berkencan dengan diri sendiri dan menulis surat untuk diriku sendiri, lalu dimeja  ada segelas es amerikano dengan doubleshoot espresso tanpa gula dan es batunya dibanyakin beserta cemilan mix platter. Tapi sayang, keadaan belum sepenuhnya pulih. Aku harus merasa cukup dengan merayakan seorang diri di kamar, dengan alunan musik yang memenuhi ruang dan jemari yang menari di atas tuts keyboard laptop.

Oh tunggu, hari ini aku diijinkan makan mie goreng instan dengan 3 cabe dan telur goreng di atasnya. Kau tahu? Sudah 3 minggu aku tidak memakannya dan rasanya begitu penuh diperut dan hatiku. Kurasa aku berhasil merayakan hariku dengan begitu menenangkan dan mengenyangkan.

Tulisan ini dariku dan untuk diriku. Hai El. Seluruh harap dan doa-doa baik selalu menyertai langkah mungilmu. Melangkahlah kau dengan lebih berani. Sungguh, aku menantimu membebaskan dirimu sendiri dari luka yang kau peroleh di bab sebelumnya. Dan berbahagialah.

Terimakasih sudah menyelesaikan bab 24 dengan begitu baik. Bab 24 bukan hal yang mudah bagimu, bahkan hingga kini. Tak apa. Pelan-pelan, melihatmu tidak berhenti dan masih berprasangka baik sudah cukup membuatku bangga. Aku tahu kau mampu untuk bertumbuh dengan kuat meneduhkan, mekar dengan cantik, dan harum semerbak.

Panjang atau pendeknya usiamu, sama sekali tak sepenting cita-citamu untuk mati dengan hati yang sedang sebaik-baiknya mencintai Tuhanmu. Teruslah menjadi perempuan yang baik, dan lekas pulih lalu kembali mengarungi hal-hal yang kau gemari.

Kuharap kau selalu dalam penjagaan Tuhan dan menjadi kesayangan Tuhan. Kuharap Tuhan memudahkan langkahmu untuk mewujudkan impianmu, memudahkan langkahmu untuk terus beribadah dan menjauhi segala laranganNya. Menjodohkanmu dengan lelaki yang memudahkanmu untuk menaatinya. Mengijinkanmu menjadi manusia yang gembira yang hatinya penuh oleh rasa tenang.

Untuk doa yang sedang gencar-gencarnya melangit untukku, semoga kembali ke pemilik yang melangitkan doa tersebut.

 

Dari bumi yang cuacanya sedang panas-panasnya.

Gadis bulan hujan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk El yang Berumur 24 Tahun

Banyak tulisan yang aku buat untuk orang lain, tapi aku lupa membuat surat untuk diriku sendiri. Jadi surat ini aku peruntukan untuk diriku sendiri yang sedang menjalani usia 24 tahunnya. Hai El, apa kabar? Sedang tidak baik-baik saja kan? tidak apa~ hidup memang seperti ini. Kan malah aneh kalo hidup selalu baik-baik saja. nanti malah kamu nggak bisa bersyukur. Nanti kamu nggak tahu nikmatnya ngeliatin langit ketika hari lagi capek-capeknya. Beberapa tahun terakhir banyak hal-hal menyebalkan yang menganggu pikiran kan? banyak kejutan-kejutan yang terjadi, yang seringkali bikin tidur tidak nyenyakkan?. Tidak apa~ kan kamu pandai berprasangka baik, percaya saja, Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang bakal bikin kamu senyum-senyum pada akhirnya. Sekarang umur 24 tahun, bagaimana rasanya berada di umur yang sudah dianggap dewasa? Susah ya? Capek ya? Berat ya?. Apalagi ngeliat teman-teman seumuran udah pada kerja, udah bisa ngasih duit ke orang tua, jajanin adek dan ponakan pakai du

Apa Malam Sudah Semakin Larut?

  Hai, apakah kau dari luar? Apakah di luar langit sudah gelap? Kurasa malam sudah semakin larut, aku mulai hanyut dalam takut sebab pikiranku semakin kalut. Aku sudah tahu kau akan datang. Kemarilah, kau boleh duduk sejenak di sini. Tapi kurasa kali ini tidak akan nyaman, aku membawa kabar kurang menyenangkan. Bajumu sedikit basah, kurasa gerimis sudah datang. Bukankah rasanya sudah seperti November akan berakhir? Hujan seringkali tiba tanpa aba-aba. Kau tahu? Aku menyukainya, suasana bulan hujan, aku suka. Mungkin sebab aku lahir di bulan hujan. Entahlah~ Tapi satu yang membuatku tidak suka bulan hujan, aku selalu merasa khawatir jika orang yang kusayangi melakukan perjalanan dan berkendara di saat hujan. Kuharap kau selalu hati-hati ketika berkendara, kurangi kecepatanmu dan jangan bermain ponsel ketika berkendara, dan semoga kau selalu dalam penjagaan Tuhan.   Aku tidak menghidangkan kopi karena cerita kali ini akan terasa pahit. Secangkir teh hangat tawar untukmu, tentu dengan